Rabu, 10 Juni 2015

Enam Huruf

Bismillahirrahmannirrahiim “Enam Huruf” Segala puji bagi Allah atas segala limpahan nikmat yang hingga detik ini kita rasakan , terkisah dalam waktu yang terus berlalu hingga terkadang kelalaian pun senantiasa menghinggapi. Nikmat iman dan islam yang umum di anut oleh yang mengaku beragama islam namun hanya terhias bagaikan pembeda agama yang tertera pada kartu tanda penduduk (KTP) saja dan banyak jua yang dari keturunannya beragama islam mau tak mau ia menyandang setatus agama yang mulia ini ,tanpa keingin tauan untuk menggali ilmu yang terdapat di dalamnya dan kebanyakan tata cara ibadah hingga muamalah yang sebenarnya amat indah bila di pelajari.kita ketahui bersama hingga saat ini warga muslim hanya mengetahui berbagai hal tersebut dari nenek moyang dan ada juga yang di hubungkan ke adat-adatan sebagai patokan hidup, bahkan amat luas ilmu dan pembahasan yang dapat mendekatkan kita kepada Allah. Ops.. tak lepas dari kuasa Ilahi kepada siapa cahaya hidayah itu akan iya amanahkan , Sang penggenggam hati setiap manusia yang Maha membolak balikan hati , tak lepas dari ikhtiar kita sebagai manusia untuk mencari hidayah tersebut dan terus berdo’a memohon pada sang Maha Kuasa agar kita mampu dan pantas mengembannya . Sedikit goresan warna dalam perjalanan seorang sahabat sebut saja Asna remaja pendiam yang senantiasa bersahaja hidup dalam keluarga sederhana , kisah yang penuh hikmah dengan kesyukuran atas apa yang tengah di dilaluinya , berawal dari masuknya di dalam sebuah Madrasah Aliyah setingkat SMA adanya peraturan harus berkrudung di sekolah dan di luar sekolah banyak siswi yang masih melanggar untuk hanya berkrudung hanya di sekolah saja, peraturan yang begitu ketat makin membuat siswi madrasah hanya menganggap angin lalu saja. Setehun berlalu Asna yang saat itu dalam masa pencarian jati diri masih bimbang atas prinsip yang harus di genggam nya. Sepulang sekolah rutinitas Asna membantu kedua orang tua nya jualan hingga malam menjelang, di suatu waktu di sore hari ia tak memekai kerudung saat menjaga warung ada seorang pembeli yang iya kenali wajah nya setelah di ingat ternyata salah seorang guru yang mengajar di sekolahnya secara tidak langsung ,ia langsung menghindar dalam tersebut ia menyadari mengapa harus menghindar dari manusia sedangkan Allah senantiasa menatap. Semenjak kejadian di sore itu Asna bertekat untuk terus berkudung di sekolah maupun di luar sekolah meski saat itu godaan terus saja datang silih berganti ia tetap berpegang teguh. Setelah lulus dari Madrasah , Asna melanjutkan pendidikannya ke sebuah perguruan tinggi . masih dengan ke bimbangannya ia memilih sebuah fakultas yang InsyaAllah iya rasa pas merlewati beberapa proses, semester satu iya lalui dengan berbagai teman-teman baru dan lingkungan baru yang menyenangkan dipertengahan jalan ia mendengar unit kegiatan mahasiswa (UKM) yang tengah banyak di bicarakan , hemz…ternyata ada UKM yang ia masuki yang pertama yang UKM yang berkecimpung dalam dunia brocas dan UKM yang berbau agamis. walau Asna ragu dengan yang ia pilih ia tetap saja daftar dan sempat aktif dalam dunia brocas walau hanyaberlangsung beberapa bulan ada ketidak nyamanan nurani saat berada di sini, beda lagi waktu kala itu mendengar tausiyah saat ada rapat di suatu malam dari sebuah mushala yang tak jauh dari ruang brocas , wah…rasanya ada yang beda ni.. pengen rasa segera gabung menjadi anggota rohis kampus namun masih ku undur-undur waktu. suatu hari di saat pelajaran pendidikan agama islam (PAI) Asna mendengar enam huruf yang merubah ia dan membuat ia memberanikan diri untuk bergegas mendaftarkan diri menjadi bagian anggota rohis tersebut, enam huruf yang karena nya iya bergegas meninggalkan broadcast, penuh makna dan sejuta makna enam huruf yang terlontar dari lisan dosen PAI tersebut bagaikan jalan hidayah atas keraguannya selama ini , ia bergegas mencari penjelasan enam huruf tersebut dengan lebih lengkapnya walau dosen PAI nya telah menjabarkan artinya, enam huruf yang membuat ia merenung dan menjadi pijakan untuk terus melangkah “ KAFFAH” yapz enam huruf tersebut bagaikan pijakan dan teguran baginya,penjabaran singkat yang mengartikan “KAFFAH”sebagai hal yang menyeluruh. Tak hanya tau artinya Asna terus menggali makna kata “KAFFAH” mencari tau kesana kesini,hingga ia menemukan ayat tentang “KAFFAH” يَا أَيُّهَا الَّذِينَ آَمَنُوا ادْخُلُوا فِي السِّلْمِ كَافَّةً وَلَا تَتَّبِعُوا خُطُوَاتِ الشَّيْطَانِ إِنَّهُ لَكُمْ عَدُوٌّ مُبِينٌ [البقرة/208] “Wahai orang-orang yang beriman, masuklah kalian kepada Islam secara kaffah (menyeluruh), dan janganlah kalian mengikuti jejak-jejak syaithan karena sesungguhnya syaithan adalah musuh besar bagi kalian.” [Al-Baqarah : 208] MasyaAllah dari situ ia terus belajar dan belajar mendalami agama yang selama ia sandang , yang selama ini tak bermakna dan tanpa kesungguhan ia jalankan ,hingga penyesalan yang ia rasakan tidak bersungguh-sungguh saat berada di bangku madrasah dan ia awali semua dari awal dengan menjalani semua perintah Illahi dengan penuh kecintaan hasil pencarian cahaya yang begitu indah,dan Allah membimbingnya dan mempertemukan dengan sahabat-sahabt syurga yang penuh cinta yang saling mengingatkan dikala suka dan duka ,sahabat yang selalu ia rindukan hadirnya,semangatnya,dan genggaman erat yang senantiasa penguat ikatan ukhuwah saat bersua dan do’a-do’a terindah yang selalu ia panjatkan teruntuk sahabat-sahabat seperjuangan di manapun berada. Hari-hari makin penuh makna beriringan dengan perubahan-perubahanku tidak hanya iman ku perbaharui dan kini hijab dan kerudungku mulai ku perbaiki sesuai tuntutan Rabb ku yang ingin senantiasa menjagaku ,perlahan ku dengan tidak mengunakan celana jeans lagi dan ku ganti dengan rok walau hanya beberapa rok dan gamis yang ku punya bergantian menghiasi langkah ku mengharap ridha Illahi Rabb dengan wajah sumringah Asna menceritakan. Dan tak hanya itu sebagai hamba nya yang beriman ia yakin Allah menyayanginya dengan mendatangkan ujian padanya yang ia hadapi adalah penentangan dari keluarganya atas perubahan dan memperdalam agama yang di curigai dengan mengikuti sabuah aliran –aliran , ia hanya berusaha sabar setelah penjelasan yang terbantahkan oleh orang tua nya , hingga ia pernah di ancam di keluarkan dari kampus,tak terasa buliran bening telah berjatuhan saat ia menceritakan pada ku dan aku pun tak mampu membendungnya , keterasingan,cemoohan,hujatan pedas yang ia rasakan di dalam keluarga nya dan dan lingkungannya membuat ia mencari dan terus belajar membaca dan menghadiri berbagai kajian membuatnya semakin kokoh dan semakin dekat dengan Allah,ia pasrahkan semua yang terjadi pada sang penguasa semesta, walau ia selalu berharap agar keluarga dan lingkungannya Hidup dalam cahaya kasih-Nya ia terus belajar dalam setiap hebus nafas atas ke Maha Besar Nya yang ada di setiap mata memendang yang tak henti membuat jiwa selalu memujinya dan istiqamah selalu menyertai hingga akhir waktu.